Film Minggu Ini 12: Horor Modern

Terkadang memilih film dapat memakan waktu yang lama bahkan sampai keinginan untuk menonton pun dapat pula menghilang. Baik menonton untuk pertama kalinya maupun menonton ulang, membahasnya kembali bersama teman atau keluarga pastinya tidak kalah menyegarkan.


Semoga artikel Film Minggu Ini dapat membantu mempersingkat proses tersebut. Selamat berakhir pekan!

Christian: Hell House LLC (Stephen Cognetti, 2015)

Film Minggu Ini Jakarta Cinema Club
Tim Pembuat Rumah Hantu Komersial yang Berujung Malapetaka (foto: Fbi Films)

Setelah terjadi kerusakan yang tak dapat dijelaskan dan menyebabkan kematian 15 pengunjung tur dan anggota staf pada malam pembukaan rumah hantu perayaan Halloween, kru dokumenter melakukan perjalanan kembali ke tempat kejadian. Mereka ingin mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi, dan dengan found footage yang baru mereka dapatkan, tim ini mulai menganalisa apa yang sebenarnya terjadi pada malam Halloween lima tahun lalu tersebut.

Kengerian yang terbangun dalam Hell House LLC sebenarnya terletak pada pembangunan intimasi antar anggota startup usaha rumah hantu Hell House LLC. Di awal film kita sudah melihat kerusuhan yang meledak pada malam Halloween baru kemudian mulai masuk ke awal ketika rumah hantu komersial tersebut dibangun. Tidak banyak film horor yang menurut saya sukses membuat suasana menjadi mencekam dalam beberapa tahun terakhir. Tidak, saya tidak berbicara tentang horor jumpscare dengan pelbagai formulanya yang terus muncul di film horor dalam beberapa tahun terakhir. Hell House LLC masuk dalam daftar film horor terbaik yang pernah saya tonton.

Film Minggu Ini Pilihan Christian dapat kamu akses di TUBI.

Ed: It Follows (David Robert Mitchell, 2014)

Film Minggu Ini Jakarta Cinema Club
Horor dengan fondasi utama kehidupan sosial, privasi dan moral dalam It Follows (foto: Northern Lights Films)

Kehidupan remaja adalah salah satu langkah awal dalam panjangnya jalan kehidupan. Setiap prosesnya pastilah menjadi dunia yang baru bagi mereka yang penuh rasa ingin tahu. Semuanya tidak terkecuali urusan asmara, cinta dan hubungan seksual yang menjadi rasa penasaran nomor satu bagi para remaja.

Namun apa jadinya jika hubungan seks malah menjadi kartu undangan bagi malaikat maut untuk menjemput anak-anak nakal setelah mereka merasakan kebahagiaan semu? Perlahan tapi pasti  film ini akan membuat kita merasakan ketakutan bagaimana tidak berdayanya menjadi remaja dalam menghadapi kejamnya dunia.

Jika formula film horor biasanya memiliki sosok hantu dengan wujud permanen yang meneror korbannya pada malam hari, It Follows malah menghadirkan sosok misterius semacam roh psikopat dengan kemampuan merubah wujud secara acak. Lokasi kemunculannya pun bisa di mana saja, tidak peduli itu di keramaian ataupun di tempat yang sepi, malam atau siang. Saat berubah wujud, sosok ini bisa menjadi orang asing, orang yang kita kenal bahkan menjadi anggota keluarga kita.

Saya rasa tidak ada yang lebih menakutkan lagi dari perasaan ketika seluruh hidup kita sedang diburu oleh sesuatu yang misterius.

Film Minggu Ini Pilihan Ed dapat kamu tonton di Hulu.

Faiz: A Tale of Two Sisters (Kim Jee Won, 2003)

Film Minggu Ini Jakarta Cinema Club
Thriller psikologis atau sebuah drama Shakespearean? A Tale of Two Sisters menyajikan misteri yang mencekam (foto: B.O.M. Film)

โ€œSelamat datang,โ€ kata seorang ibu tiri Eun-Joo (Jung-Ah-Yum) kepada anak-anak tirinya, Su-Mi (Su-Jeong-Lim) dan adiknya yang halus dan pemalu, Su-Yeon (Geun-Yeong-Mun). Ada kesan mencurigakan dari sikap Eun-Joo, yang seakan-akan menyembunyikan kebencian mendalam terhadap anak-anak ini. Su-Mi tau hal ini, dan di perang mental antara kedua-nya, Su-Mi mempertahankan sikap dingin terhadap Eun-Joo.

Baca juga: Film Minggu Ini: Tentang Moral dan Koreagate

Banyak cara untuk melihat A Tale of Two Sisters. Menyebut cerita ini sebagai sebuah cerita hantu bukan hal yang salah, begitu juga bila anda berpikir film ini adalah thriller psikologis, atau sebuah drama Shakespearean. Sutradara Kim-Jee-Woon dengan sangat brilian dapat merangkai aspek-aspek berbeda di film ini menjadi sebuah naratif yang kohesif, terlepas dari keragaman genre tropes yang ia harus tunjukkan. Keberanian Kim dalam storytelling juga patut diacungi jempol. 30 menit awal film ini secara langsung memasukkan penonton ke dalam konflik antara Su-Mi dan Eun-Joo, tanpa memberikan konteks apapun mengenai alasan kebencian di antara mereka. Tidak ada penjelasan gamblang hingga akhir, dan Kim percaya para penonton akan bersabar dan mengikuti perjalanan cerita bersama dirinya hingga akhir. Itโ€™s a risky approach, but it works wonders.
Film Minggu Ini Pilihan Faiz dapat kamu akses via Criterion Channel dan Viu.