Saiyo Sakato: Sajian Sosial yang Berat dengan Bumbu nan Gurih

Serial GoPlay Original karya Gina S. Noer, ‘Saiyo Sakato’, menantang kita untuk mempertanyakan sejauh mana kita bisa berkompromi dengan polemik dan merelakan masa lalu yang ternyata tak seindah kenyataan di permukaan.


Merelakan sesuatu itu memang nggak mudah, apalagi yang mesti direlakan itu masih dipertanyakan karena menyimpan kebenaran yang pahit. ‘Saiyo Sakato’ merupakan salah satu falsafah adat masyarakat Minangkabau yang kurang lebih artinya seiya dan sependapat terlepas dari segala perbedaan demi kepentingan bersama. Gagasan ini menjadi judul serial baru Go-Play yang menantang kita untuk mempertanyakan sejauh mana kita bisa berkompromi juga merelakan polemik yang ternyata sudah berakar tanpa sepengetahuan sebelumnya.

Dengan set keluarga pengusaha kecil rumah makan Padang (Mar) yang baru saja ditinggal sang suami (Zul), serial ini dengan uniknya berhasil mengemas problem sosial yang rumit nan sensitif dalam format drama komedi. Pilihan untuk menjadikan rumah makan Padang sebagai basis cerita merupakan nilai lebih karena sudah saatnya kita untuk berbangga denganΒ  menonjolkan identitas diri lewat masakan. Seperti layaknya unit usaha makanan tradisional keluarga lainnya (Lapo, Warteg, Kwetiau Sapi, dll), masalah internal pastilah eksis dan memiliki warna ekslusifΒ  untuk disorot. Ide cerita ini tidak kalah dengan film negeri lain, sebut saja ‘Eat Drink Man Woman’ milik Ang Lee (1994) atau ‘Tampopo’ karya Juzo Itami (1985).

Apakah kita akan semakin menyelam dalam varian masakan Padang dalam Saiyo Sakato? Bagaimana Mar dan anggota keluarganya mempertahankan usaha rumah makan mereka? Tonton dulu dong serial ‘Saiyo Sakato’ yang hanya tayang eksklusif di GoPlay!

Jakarta Cinema Club