James Hutton dan Peppermint Candy yang Tragis

Setelah film ini berakhir, putar ulang 30 menit pertama untuk mendapatkan relevansi dari semua narasi. Hasilnya adalah seperti berikut: ini adalah salah satu drama terbaik yang pernah saya tonton dan terlihat terlalu nyata untuk sekedar fiksi.

‘Peppermint Candy’ bisa dibilang merupakan salah satu contoh dari konsep yang dicetuskan James Hutton: The Present is the Key to the Past, yang diceritakan dalam urutan kronologis terbalik. Tujuh momen kunci dalam kehidupan karakter utama terjadi dalam perputaran lingkungan politik, ekonomi, dan roman yang dinamis. Ini seperti menceritakan kembali sejarah 20 tahun Bangsa dari perspektif elemen terkecil masyarakat. Sangat menyedihkan namun indah.

Jadi apa yang ada menumpuk di bawah masa lalu seorang manusia? β€˜Hidup itu indah’, Eros, tindakan munafik, trauma, makroekonomi vs mikroekonomi, persahabatan, keluarga, kecenderungan bunuh diri, ingatan dan perjuangan ingatan. Benci atau tidak, ini adalah keindahan hidup. Ini nyata.

Tanpa semua elemen dari kenyataan itu, saya katakan seseorang tidak akan sepenuhnya memahami apa sebenarnya kehidupan ini. Seseorang akan terlalu sibuk dengan kehidupan orang lain karena banyak dari elemen mereka sendiri yang hilang.

Sepanjang film, saya ingat satu baris dari salah satu buku paling penting dalam hidup saya:
β€œThis universe henceforth without a master seems to him neither sterile nor futile. Each atom of that stone, each mineral flake of that night-filled mountain, in itself, forms a world. The struggle itself toward the heights is enough to fill a man’s heart. One must imagine Sisyphus happy.”

Christian Putra