‘Sekala Niskala’: Bali Nggak Cuma Travelling!

Lagi-lagi Indonesia patut bangga sebab sekali lagi, karya sineas Indonesia berjaya di kancah internasional. Hanya terpaut beberapa jam setelah berhasil meraih penghargaan The Grand Prix pada kategori Generation Kplus International Jury di ajang Festival Film Berlinale, Berlin, Jerman; film besutan Kamila Andini tersebut diputar untuk pertama kalinya di Indonesia. Film berbahasa bali ‘Sekala Niskala’ yang diperankan oleh seniman-seniman besar Bali seperti Ayu Laksmi, I Ketut Rina, dan dua bintang baru, Thaly Kasih dan Gus Sena menjadi film pembuka Plaza Indonesia Film Festival, Senin 26 Februari 2018. Film yang dalam proses pembuatannya melibatkan koreografer Ida Ayu Wayan Arya Satyani rupanya turut bekerjasama dengan sanggar-sanggar Bali dalam proses pembuatannya. Tidak bisa dipungkiri, Sekala Niskala benar-benar dengan serius menjual kekuatan seni tari, peran, vocal bahkan mendalang.

Bali Bukan Cuma Travelling!

Yang paling menarik perhatian, walaupun bercerita tentang Bali, Sekala Niskala menyuguhkan sisi lain Bali yang tidak melulu tentang travelling maupun romansa antar turis. Melalui tokoh Tantra dan Tantri, penonton diajak untuk menilik kehidupan anak-anak Bali yang polos, jujur, dan imajinatif tanpa batas. Selain imajinatif, kisah dua kembar ‘buncing’ Tantra Tantri juga membuka mata penonton akan kentalnya kultur Bali yang harmonis juga magis. Sesuai judulnya, Sekala Niskala (yang terlihat dan yang tidak terlihat), sejak film dimulai, penonton dibiarkan memilih dengan sendirinya mana hal-hal yang nyata dan mana yang tidak. Secara garis besar, film berdurasi 86 menit menceritakan tentang sepasang anak kembar (Tantri dan Tantra) di sebuah desa, di Bali. Tanpa embel-embel atau keterangan berarti, Tantra tiba-tiba dikisahkan mengalami sakit keras. Tantri yang masih gemar bermain lantas merasa sangat kehilangan. Setiap malam, Tantri masih terus bermain dan menari bersama Tantra.

Melalui film Sekala Niskala, dua aktor muda Thally Kasih dan Ida Bagus Putu Radhitya Mahijasena benar-benar sukses mengekspresikan beragam emosi melalui tangisan, kemarahan dan bahkan diam. Kesan asli, alami, magis dan mistis tidak pernah gagal menggelitik perasaan penonton setiap kali keduanya beradu emosi melalui tarian. Tidak hanya sekedar melenggak-lenggok, tapi nampak betul sata keduanya menari seluruh jiwa dan roh turut bermain ketika kedua saudara kembar tersebut menari. Uniknya, saat presscon kedua-nya mengaku tidak menyangka bisa mendapatkan peran duo ‘kembar buncing’ ini. Thally Kasih bahkan menambahkan kalau dirinya tak sadar sedang direkam saat sedang casting. Walapun terkesan lambat khas rasa film festival, kelihaian Kamila Andini bercerita sembari bermain-main dengan cahaya bulan dan bayangan membuat film ini layak tonton. Akhir kata, selamat menonton ‘rasa lain Bali’ yang tidak cuma tentang jalan-jalan melulu!

Putri Kinasih