Album Minggu Ini Vol. 17: Rumah

Album Minggu Ini 17 kali ini cukup spesial karena berisikan respon dari kemunculan mini album dari salah satu tim editorial Jakarta Cinema Club. Ed dan Faiz mengingat kembali beberapa lagu dengan nuansa yang mengingatkan kita akan konsep rumah yang sebenarnya.

Saya belum pernah menginjakan kaki di negeri Paman Sam dan mungkin tidak akan pernah bisa dalam waktu dekat di masa pandemi ini. Namun ketika mendengarkan Ardor, sebuah mini album karya Christian Putra (Tarsius Records, 2020) saya bisa merasakan perasaan seseorang yang hidup jauh dari rumah dengan perjalanan batin dalam mencari jati diri.

Lagu-lagu yang saya pilih untuk Album Minggu Ini 17 kurang lebih bertemakan sama yaitu bagaimana kita memaknai diri sendiri sebagai manusia biasa. Saya pilih lagu berjudul Luka dari Suzanne Vega yang bercerita tentang cara berdamai dengan masa lalu sebagai korban child abuse. Meskipun memiliki masa lalu yang kelam, dia tidak ingin mengulangi perlakuan orang tua di masa lalu ketika dia akhirnya memiliki seorang anak. Dia bahkan bisa memberikan cinta yang lebih kepada buah hatinya tersebut.

album minggu ini 17 Jakarta Cinema Club
Potret Joni Mitchell di era album ‘Blue’ (foto: Classical Album Sundays)

Lalu ada Life in Vain karya Daniel Johnston yang memberi pelajaran bahwa hidup bukan sekedar tentang kelahiran dan kematian. Hal ini karena hanya seseorang dengan jiwa yang retaklah yang mampu berpikir demikian.

Tidak lupa untuk memasukan lagu cinta ke dalam Album Minggu Ini, saya menaruh cerita dari pasangan paling sempurna di Planet Bumi yaitu John Lennon dan cinta sejatinya Yoko Ono. Lagu yang saya pilih adalah Remember Love.

Album Minggu Ini 17 adalah rangkuman sebuah pemikiran liar: meski menjadi seorang asing, tersiksa di masa lalu, dan berada di titik terendah dalam hidup bukan berarti kita tidak bisa merasakan indahnya cinta dan bahagianya saat memberikan cinta.

“Remember love, remember love, Love is what it takes to live”.


When I heard a colleague releasing a new album, I was equal parts surprised and curious. It’s surprising because I’ve never heard much of his past stories nor artistic edge prior to the launching. However, my curiosity was also piqued to know more about this. Remember the concept of ‘arts vs. artists’? So I gave Ardor a listen.

From the first track, Nostalgia, to Airam, Ardor feels like a unique experience. It is calming, yet at the same time visceral in how it depicts the excitement and uncertainty of what it feels like to live far from home, to explore an entirely different culture from your own, and to figure out where you fit in. Ardor gives a precious snippet of the experience.

album minggu ini 17 Jakarta Cinema Club
Nicholas Brittel bersama dengan kolaboratornya, Barry Jenkins (foto: Marcus Yam/Los Angeles Times)

As a tribute to Ardor, I have taken a personal initiative to curate half of Album Minggu Ini 17, in the hope to capture the feelings it evokes. From My Bloody Valentine’s classic Only Shallow, which captures the shoegaze element of Ardor, to Nicholas Britell’s Black’s Theme. I hope this playlist can at least replicate the ethereality of what Ardor offers. It may not come close, but I hope it lives up to Ardor’s spirit.

Because at the end, the idea of ‘home’ is merely subjective. What do you think?

Edvan Apriliawan, Faiz Aziz


Album Minggu Ini 16 dapat didengarkan lewat akun Spotify Jakarta Cinema Club:

Playlist Album Minggu Ini sebelumnya dapat dilihat di sini

Foto dalam cover adalah lukisan milik Edward Hopper yang berjudul Cape Cod Evening (1939).

Baca juga: Memfilmkan Musik, Memusikan Film